Memasuki Puncak Hujan, BNPB Catat Dalam Sepekan Terjadi 57 Kejadian Bencana

- Selasa, 7 Februari 2023 | 07:36 WIB
Tangkapan layar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing secara daring di Jakarta, Senin (Youtube BNPB)
Tangkapan layar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing secara daring di Jakarta, Senin (Youtube BNPB)

Jaditau.id - Memasuki puncak musim hujan di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat telah terjadi 57 kejadian bencana dalam sepekan antara 30 Januari - 5 Februari 2023.

Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang diikuti daring di Jakarta, Senin.

"Ada 57 kali kejadian, bencana banjir mendominasi 40 persen, cuaca ekstrem, tanah longsor," kata Abdul.

Baca Juga: Kenapa Nama Ibu Harus Dicantumkan Saat Mengisi Formulir, Bukan Nama Bapak? Ini Jawabannya

Kejadian bencana ini, Abdul mengungkapkan, terjadi peningkatan dibanding sebelumnya yakni 46 kali kejadian.

Ia membeberkan bahwa, banjir paling dominan menyebabkan korban meninggal dan penduduk mengungsi.

Oleh sebab itu, lanjut dia, pihaknya mewanti-wanti agar masyarakat waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi basah pada akhir Februari hingga awal Maret 2023.

Baca Juga: Tipu Jemaah Berkedok Travel Umroh, Wanita di Bogor Ini Raup Pundi-pundi Rupiah hingga Capai 1,8 Miliar

Dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC), BNPB telah melakukan intervensi potensi bencana hidrometeorologi basah mulai musim Nataru 2022-2023. Hal itu membuat pola perawanan menjadi sedikit berkurang.

"Dan di akhir Januari hingga awal bulan Februari, kita waspadai mungkin puncak musim hujan ini akan ada di minggu kedua, atau ketiga hingga akhir Februari nanti," kata Abdul Muhari.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa setelah musim hujan, Indonesia harus waspada dengan pola kekeringan, atau pola musim kemarau yang kembali ke fase sebelum dipengaruhi oleh La Nina.

Baca Juga: Ingin Berlibur Ke Wisata Alam Bukit Senyum? Simak Lokasi dan Harga Tiket Masuknya!

Seperti halnya, bencana gempa bumi di kawasan Bandung, Pangalengan, Garut beberapa waktu lalu menyebabkan kerusakan ringan 442 rumah, meskipun kekuatan tidak besar tetapi pusat gempa sangat dangkal, sehingga dampaknya cukup signifikan.

Sebelumnya, pihak BMKG mengingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang, angin puting beliung, dan hujan lebat berdurasi singkat berpotensi terjadi pada masa pancaroba, masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.

Halaman:

Editor: Ipah Hanipah

Sumber: jabar.antaranews.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X